Mengelola Stress Dengan Menjadi Relawan PMI Jaktim
Selasa (05/04), Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Timur bekerja sama dengan American Red Cross mengadakan Pelatihan Orientation Training Program Corporate Volunteer gelombang kedua di PMI Jakarta Timur yang berada di jalan I Gusti Ngurah Rai 77, klender Jakarta.
Acara yang dihadiri dari perwakilan beberapa karyawan perusahaan dan komunitas blogger ini di antaranya dari PT. KAI (Commuterline), PT. Pos Indonesia, PT. Kawan Lama, KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia), dan TDB (Tau Dari Blogger). Pelatihan ini dibuka pada pukul 09.00 pagi di ruang serbaguna PMI Jakarta Timur.
Acara dibuka oleh Drs. H. R. Krisdianto MSi, selaku ketua pengurus PMI Kota Jakarta Timur. Dalam sambutannya pak Kris berharap acara ini bisa memberikan manfaat kepada para peserta pelatihan sehingga bisa bekerjasama dengan baik untuk misi kemanusiaan.
Acara ini akan dibagi 3 sesi dengan materi pelatihan :
1. Kepalamang-merahan
Dalam materi dijelaskan awal mula berdirinya PMI yaitu pada tanggal 17 september 1945. Pada waktu itu PMI di dirikan untuk menunjukkan identitas negara Indonesia di mata dunia. Karena pada waktu walaupun Indonesia merdeka banyak negara yang tidak mengetahui bahwa ada negara yang bernama Indonesia.
Sudah hampir 70 tahun PMI berdiri, ternyata PMI belum mempunyai hak paten tentang lambang kepalang-merahan. Sehingga banyak rumah sakit atau organisasi lain yang sembarangan menggunakan lambang PMI tanpa izin.
Hal ini yang sedang diperjuangkan oleh PMI ke DPR untuk di Buatkan UU.
Setelah materi kepalang-merahan acara dilanjutkan dengan materi,
2. Pelaksanaan pengurangan resiko bencana yang menitikberatkan akan arti bahaya resiko dan kerentanan.
Pada materi ini mengajarakan bagaimana melakukan pertolongan pertama pada pasien. Apalagi masih banyak warga yang kurang sigap atau cepat ketika melihat orang yang terkena musibah. Misalnya masih banyak warga yang masih suka ngumpul ketika ada orang pingsan padahal hal ini justru membuat orang tersebut tidak bisa sadar akibat kerumunan orang.
3. Manajemen Stress, Relawan dapat peduli dan menperhatikan keseimbangan emosional sehingga tetap bersinergi dalam situasi apapun yang tugasnya membantu korban.
Stres merupakan bagian yang normal dari kehidupan kita sehari-hari. Kita pun membutuhkan stres sebagai dorongan untuk menjalankan kegiatan. Contoh stres dalam kehidupan sehari-hari adalah, ketika orang tua dituntut membelikan baju untuk anak. Segala sesuatu yang dapat menghasilkan stres disebut sebagai stressor. Contoh stressor adalah kantor dan pekerjaan, keluarga dan pasangan, sekolah, kondisi kesehatan, kondisi keuangan, lalu lintas, dan keadaan cuaca.
Stres bisa mengganggu kesehatan fisik maupun mental jika melebihi kemampuan seseorang dalam menghadapinya. Kondisi ketika beban stres sudah terlampau besar disebut sebagai distress. Seseorang bisa mengalami distress secara bertahap terjadi akibat beban-beban yang menumpuk tanpa diimbangi bertambahnya kekuatan seseorang untuk menghadapi atau menyelesaikan masalah. Sementara itu, distress tiba-tiba terjadi karena suatu peristiwa luar biasa yang melebihi batas kemampuan seseorang dalam menghadapinya. Contoh peristiwa luar biasa adalah bencana, meninggalnya orang terdekat, dan penyakit serius. Penyitas bencana umumnya mengalami distress secara tiba-tiba, sementara pekerja cenderung mengalami distress secara bertahap.
Survei juga membuktikan bahwa laki-laki lebih cenderung terkena stres dibandingkan wanita. Pikiran laki-laki yang cenderung fokus dalam menghadapi masalah dibandingkan wanita yang cenderung banyak bicara ketika ada masalah. Sehingga cenderung laki-laki sering mengalami stres dibandingkan wanita.
Menjadi relawan bisa dijadikan untuk mengurangi stres dalam rutinitas kegiatan. Kejenuhan dalam kegiatan sehari-hari membuat kita bosan. Maka dari itu gunakan waktu yang berharga ini untuk kegiatan yang bermanfaat. Relawan adalah pekerjaan yang mulia untuk tabungan masa depan kita di Akhirat.
Di akhir acara pa kris berharap kita bisa terus kerjasama dalam kegiatan kemanusiaan. Serta terus bersinergi dalam kegiatan kepalang-merahan.
Komentar
Posting Komentar