Kereta Malam
Iim |
Jam
18.45 kereta matarmaja pasar senen - malang akan menjadi kendaraan w selama 12
jam lebih menuju kota yang ada di ujung pulau jawa ini. Jujur itu pengalaman
pertama w sejak lahir sampai w berumur 24 tahun ini karena w asli ga pernah
punya kampung halaman. Kalau dibilang orang Jakarta asli juga bukan karena
nenek dan kakek w masih punya kampung halaman bahkan mereka masih fasih
berbahasa daerah sedangkan w generasi ketiga yang tidak tahu bahasa daerah.
Sedangkan umi dan abi, mereka di Kartu penduduk (KTP) kelahiran Brebes.
Tidak
ada yang salah dengan dari mana mereka berasal karena kami adalah Indonesia.
Walaupun berbeda daerah Indonesia adalah jati diri kami, sangat disayangkan
ketika w sendiri tidak ada awal mula berasal dan tidak bisa berbahasa daerah.
Tapi, w menciptakan logat dan bahasa sendiri yaitu Jakarta atau betawi. Jadi,
kalau w kemana-kemana mereka sudah mengenal logat dan bahasa w hehehehe
walaupun sebenarnya w bukan jakarta atau betawi asli.
Sudah
cerita awal mula diri w toch itu adalah intro aja dari cerita yang akan w
ceritakan. Tujuan awal w ke Malang itu bukan liburan tapi menghadiri pernikahan
teman w Risma Sundawa. Sedikit baper sich sebenarnya karena dia nikah duluan
hehehe tidaklah itu rezeki dia mungkin w segera aaamiinnn. Di dalam perjalanan
w tidak sendiri karena ditemanin dengan sahabat w sekaligus Ibu dari ketiga
anak yang reseh dan bawel namanya Tuti. Rencana awal ada 4 orang yang akan
berangkat ke Malang cuman karena ada beberapa halangan akhirnya w dan tuti yang
berangkat.
Waktu
itu masih arus mudik lebaran semua orang yang ada di Jakarta melaksanakan
kegiatan rutin yaitu “pulang kampung”. Sudah dech kepadatan terjadi di stasiun
pasar senen yang akan pulang kampung ke daerah masing-masing. Awalnya teman w
tuti hampir saja membatalkan kepergiannya untuk ke malang. Karena dia baru saja
balik pulang kampung dari Semarang ke Jakarta, kebayang ga sich anak Jakarta
tidak pernah jauh-jauh sendirian selama 12 jam lebih WeeeewwwWW banget.
Namun,
akhirnya di detik-detik keberangkatan kita dan lari-lari menuju kereta tibalah
kereta itu melaju ke malang. Kalau saja 5 menit kita tidak lari mungkin see you
bye-bye malang hehehehe. Cari sana kemari mencari tempat duduk akhirnya kita
duduk di bangku empat berhadapan. Dengan space yang kecil maklum waktu itu w
naik ekonomi yang paling murah ke malang yaitu 109.000 kebayang iy gimana
bentuk kursi nya. Apalagi depan w ada pemandangan yang tidak enak dilihat alias
baper.
Ada
pasangan suami – istri yang shaleh banget atau bisa dibilang ukhti dan akhi
banget lach sampai-sampai dia menjaga batasan sentuhan dengan tas. Weeeewww
banget ga sich dengan tempat duduk sempit itu w harus dihalangin juga dengan
tas akhi itu. Akhirnya muncul ketidaknyaman w di kereta itu mulai dari
mondar-mandir ga jelas karena bingung atur posisi sampai w menuju cafe kereta
yang ada di 2 gerbong di depang w duduk.
Risma Nikah |
Waktu
menunjukan 00.30 atau 01.00 w lupa pokoknya tengah malam gitu, jujur pada saat
itu ada perasaan tidak enak karena teman w tuti masih cape dari mudiknya dan
posisi kaki w yang tidak bisa bergerak kemana-kemana. Dan w memutuskan untuk
bermalam di cafe tersebut dengan bermodal uang dan buku yang w pegang untuk
menemani rasa ngantuk.
Sesampai
di cafe w kira petugas kereta akan terlelap dengan malam yang panjang di
perjalanannya namun mereka masih terjaga. Waktu itu w pesan Coffe hangat dengan
harga 8000 untuk menemani malam yang panjang ini. Setelah pesanan w dibikin
baru w cari tempat duduk yang paling nyaman. Ternyata bukan w aja yang tidak
bisa tidur di kereta banyak penumpang yang beralih dari tempat duduk ke cafe
tersebut.
Setelah
kurang lebih 1 jam lamanya w duduk ada seseorang laki-laki menghampiri w yang
sedang fokus dengan buku. Muka chinese dan dewasa bertanya “Boleh duduk
disini”?. Dengan senyum dan muka kucel tertutup setengah masker w mempersilakan
dia duduk.
Co : Hai
sendirian aja, kenalin nama w awan nama u siapa??
W : nama
w iim(sambil jabat tangan dan jumpa mata)
Co : mau
kemana??
W : mau
ke malang??
Co :
malang nya dimana ??
W :
Kepanjen
Co :
Asli Jakarta iya ??
W :
hmhmhmhmhm Ough mungkin karena aksen w betawi jadi dia kira w asli jakarta.
Co : ada
acara apa disana??
W :
teman nikahan
Co :
sibuk apa sekarang ??, Baca buku apa?,, Usia berapa ??
Deretan pertanyaan untuk mengakrabkan diri tidak kerasa
kita sudah ngobrol selama 2 jam lamanya hingga akhirnya w harus balik ke tempat
duduk takut teman w khawatir w tidak balik-balik. Dan siapa sangka dia cowo
pertama tidak sungkan untuk ngobrol dan minta kontak w padahal masih banyak
cewe yang lebih cantik kenapa mesti w. Padahal ada bangku kosong kenapa dia
harus nyamperin w.
Betul dugaan w, tuti khawatir w terkunci di kamar mandi
karena posisi nya w tidak bawa handphone dan tidak balik-balik selama 3 jam
lebih. Disana w cerita kalau w abis kenalan sama orang malang dia baik dan
minta kontak w. Walaupun w tidak banyak berharap dan w kira dia minta kontak
buat koleksi aja. Namun siapa sangka setelah beberapa menit w balik ke bangku
dia coba hubungi w. “Nanti pagi kalau mau sarapan jangan lupa hubungi aku iya,
aku senang bisa ngobrol sama kamu, kamu itu orang nya seru dan asyik” Begitulah
dia w.a.
Dan kecerobohan w, setelah pagi menjelang w malah lelap
dalam tidur dan tak terasa sudah mendekati stasiun malang dan teman w ngelarang
w buat pergi dari tempat duduk karena tidak enak melihat pasangan di depan
bangku kita alias baper.
Hay kau yang berbaik
hati kalau kau memang pangeran kuda putih itu Allah pasti akan menjaga
pertemuan ini kalau bukan ku harap kita bisa terus bersilahturahmi sebagai
teman perjalanan.
Komentar
Posting Komentar